Batasan Kesehatan Masyarakat
Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor
Winslow (1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk meningkatkan dan perbaikan sanitasi lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan pribadi,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatan. Dari batasan tersebut tersirat bahwa
kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk
(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling
berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas.
Untuk mencapai
ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan
peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan masyarakat berurusan
dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat
mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus
secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup
untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan
kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para
penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali
ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan
tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh
masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan
saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi,
sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, penanganan atau perbaikan derajat kesehatan masyarakat
sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan
kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada
anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi
keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.
Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek
kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat
adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek penerapan ilmu
kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang
sangat kompleks.
Tujuan kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan
antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat. Pengorganisasian masyarakat
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada
hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber
daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup:
1. Sanitasi lingkungan.
2. Pemberantasan penyakit
3. Pendidikan kesehatan (higiene)
4. Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan
5. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan
diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial
adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan
kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit, dan pelayanan
kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik,
fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian
pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta
pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka.
Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini, maka sarana-sarana
atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta
optimal.
Di berbagai Negara berkembang termasuk Indonesia, usaha
kesehatan masyarakat merupakan usaha utama. Hal ini dilakukan
karena usaha ini dianggap lebih murah dan lebih posistif daripada
mengobati. ”Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada Mengobati”.
Biaya yang diperlukan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada
biaya kesehatan. Biaya pengobatan inipun akan terus naik dengan
semakin canggihnya teknologi pengobatan yang digunakan dalam
usaha penyembuhan. Berbeda dari usaha di masa lampau yang
ditekankan pada usaha pengobatan, yaitu mengobati orang-orang
telah sakit dengan segala penderitaan serta kerugian-kerugian yang
diakibatkannya. Saat ini, usaha utama untuk mencapai derajat
kesehatan, yang bertujuan mencegah jangan sampai masyarakat
jatuh sakit dan memelihara agar masyarakat tetap atau bahkan
menjadi semakin sehat. Dengan demikian, dapat dikurangi kerugian
materiil, penderitaan, dan dapat juga dicegah terjadinya cacat. Cacat
yang terjadi pada bayi, anak-anak, serta tenaga kerja sangat
merugikan masyarakat dan Negara. Selain itu cacat merupakan
penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat selama masa
hidupnya. Kesemuanya ini, terutama dilihat dari segi pembangunan
sumber daya manusia tidak dapat dibiarkan. Sebagai contoh adalah
kasus adlah kasus kekurangan vitamin A, yang dapat diikuti oleh
penyakit Trachoma serta kebutaan. Sepanjang hidup anak-anak
tersebut akan harus hidup di dalam kegelapan dengan berbagai
keterbatasan serta ketergantungan yang sangat besar. Contoh lain
yang saat ini sangat memprihatinkan adalah banyaknya terjadi
kecelakaan lalu lintas diantara anak muda dan yang seringkali
mengenai otak, suatu organ yang paling berharga bagi manusia; bila
tidak meninggal, maka kecelakaan itu sering meninggalakan cacat. Di
samping itu masih banyak lagi penyakit menular yang dapat
meninggalkan cacat, seperti Poliomelitis, Hepatitis, Encephalitis, dan
sebagainya. Keadaan cacat ini memerl;ukan program rehabilitasi
yang cukup mahal, dan juga meningkatkan beban masyarakat yang
produktif.
Pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu
dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi
masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit atau
meningkatkan kesehatannya. Agar masyarakat dapat terlindung dari
penyakit, masyarakat harus mampu berperilaku sehat. Kemampuankemampuan
serta partisipasi masyarakat dalam memberantas
penyakit diharapkan dapat ditimbulkan oleh usaha-usaha kesehatan
masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu kesehatan
masyarakat menjadi sangat luas, mencakup segala aspek, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi
perilaku masyarakat. Dapat dimengerti bahwa usaha kesehatan
masyarakat inipun membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti
ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan
lain-lainnya.
Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan
efisien, maka masyarakat perlu terorganisisr. Lewat organisasi
masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha
kesehatan secara efektif dan efisien. Hal ini mudah dimengerti,
karena kesehatan masyarakat itu populasinya adalah masyarakat
secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat
dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam
usaha dasar yang dikenal dalam ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai
“The Basic Six” atau enam usaha dasar. Usaha kesehatan
masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The Basic Six” juga
ditambah dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu. Konsep
“The Basic Six” menurut WHO (World Health Organization)
1. Pemeliharaan dokumen kesehatan
2. Pendidikan kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pemberantasan penyakit menular
5. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
6. Pelayanan medis dan perawatan kesehatan
Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya
kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:
1. Kesehatan keluarga
2. Perbaikan gizi
3. Pengamanan mkanan dan minuman
4. Kesehatan lingkungan
5. Kesehatan kerja
6. Kesehatan jiwa
7. Pemberantasan penyakit
8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. Pengamanan zat aditif
12. Kesehatan sekolah
13. Kesehatan olah raga
14. Pengobatan tradisional
15. Kesehatan mata
16. Kesehatan olah raga
17. Kesehatan pekerja nonformal
18. Pembinaan pengobatan tradisional
19. Peningkatan upaya dana sehat masyarakat.
Kesemuanya ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan
kesehatan yang dihadapi. Misalnya, program untuk kesehatan
lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air bersih, limbah,
lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya. Penyuluhan akan
memerlukan penyuluh dan ke-ikut-sertaan tokoh masyarakat;
penanggulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga
ahli mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor, atau
tenaga ahli jalan, pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli
pertranian, pengatur lalu-lintas, dan pendidik pengguna jalan dan
kendaraan bermotor. Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi
dilakukan dengan usaha KIA, karena berbagai alas an, yang antara
lain:
• masyarakat peka terhadap kesehatan anak
• bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat
lainnya seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi,
kesehatan balita, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,
dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-usaha lainnya dapat
ikut berkembang bersama dengan usaha KIA.
Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma,
adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain,
yang tidak menunjangkesehatan. Kesehatan anak terutama sangat
dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya,
sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi
melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut.
Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan
sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk
mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan
optimal meliputi usaha-usaha:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengawasan
• Pengkoordinasian
• Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang
berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan
kelangsungan hidup manusia.
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan anggapan.
• bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia
selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan, dan
• bahwa perubahan dapat diinduksikan
Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi
apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke
dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden.
Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi.
Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota
masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya
sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau
keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah
keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang
menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif
inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini
sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan
masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup
kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus
yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat
harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada
masyarakat. Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari
sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan
bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat
terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat
air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun
jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu
dipelajari. Dengan demikian usaha kesehatan lingkunganpun perlu di
dukung oleh usaha pendidikan kesehatan.
Usaha laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang semua usaha
kesehatan. Di dalamnya termasuk laboratorium klinis yang didapatkan
di poliklinik ataupun rumah sakit, serta yang berdiri sendiri. Tujuan
utama laboratoriumkesehatan adalah untuk mencegah penyakit.
Usaha laboratorium sedemikian meliputi;
a. pembuatan vaksin dan serum
b. melakukan pemeriksaan material yang berbahaya bagi
masyarakat, misalnya drah, hewan terjangkit Rabies
c. pemeriksaan dan pemantauan udara, air, lumpur, dan
makanan
d. pemeriksaan dan pemantauan vektor penyakit(serangga
pembawa penyakit)
e. memberi pelayanan pengobatan pencegahan seperti
vaksinasi, observasi hewan terjangkit rabies. Dai uraian ini
jelas sudah hubungan dengan kesehatan lingkungan.
Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor
Winslow (1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk meningkatkan dan perbaikan sanitasi lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan pribadi,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatan. Dari batasan tersebut tersirat bahwa
kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk
(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling
berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas.
Untuk mencapai
ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan
peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan masyarakat berurusan
dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat
mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus
secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup
untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan
kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para
penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali
ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan
tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh
masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan
saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi,
sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, penanganan atau perbaikan derajat kesehatan masyarakat
sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan
kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada
anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi
keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.
Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek
kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat
adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek penerapan ilmu
kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang
sangat kompleks.
Tujuan kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan
antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat. Pengorganisasian masyarakat
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada
hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber
daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup:
1. Sanitasi lingkungan.
2. Pemberantasan penyakit
3. Pendidikan kesehatan (higiene)
4. Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan
5. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan
diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial
adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan
kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit, dan pelayanan
kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik,
fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian
pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta
pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka.
Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini, maka sarana-sarana
atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta
optimal.
Di berbagai Negara berkembang termasuk Indonesia, usaha
kesehatan masyarakat merupakan usaha utama. Hal ini dilakukan
karena usaha ini dianggap lebih murah dan lebih posistif daripada
mengobati. ”Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada Mengobati”.
Biaya yang diperlukan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada
biaya kesehatan. Biaya pengobatan inipun akan terus naik dengan
semakin canggihnya teknologi pengobatan yang digunakan dalam
usaha penyembuhan. Berbeda dari usaha di masa lampau yang
ditekankan pada usaha pengobatan, yaitu mengobati orang-orang
telah sakit dengan segala penderitaan serta kerugian-kerugian yang
diakibatkannya. Saat ini, usaha utama untuk mencapai derajat
kesehatan, yang bertujuan mencegah jangan sampai masyarakat
jatuh sakit dan memelihara agar masyarakat tetap atau bahkan
menjadi semakin sehat. Dengan demikian, dapat dikurangi kerugian
materiil, penderitaan, dan dapat juga dicegah terjadinya cacat. Cacat
yang terjadi pada bayi, anak-anak, serta tenaga kerja sangat
merugikan masyarakat dan Negara. Selain itu cacat merupakan
penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat selama masa
hidupnya. Kesemuanya ini, terutama dilihat dari segi pembangunan
sumber daya manusia tidak dapat dibiarkan. Sebagai contoh adalah
kasus adlah kasus kekurangan vitamin A, yang dapat diikuti oleh
penyakit Trachoma serta kebutaan. Sepanjang hidup anak-anak
tersebut akan harus hidup di dalam kegelapan dengan berbagai
keterbatasan serta ketergantungan yang sangat besar. Contoh lain
yang saat ini sangat memprihatinkan adalah banyaknya terjadi
kecelakaan lalu lintas diantara anak muda dan yang seringkali
mengenai otak, suatu organ yang paling berharga bagi manusia; bila
tidak meninggal, maka kecelakaan itu sering meninggalakan cacat. Di
samping itu masih banyak lagi penyakit menular yang dapat
meninggalkan cacat, seperti Poliomelitis, Hepatitis, Encephalitis, dan
sebagainya. Keadaan cacat ini memerl;ukan program rehabilitasi
yang cukup mahal, dan juga meningkatkan beban masyarakat yang
produktif.
Pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu
dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi
masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit atau
meningkatkan kesehatannya. Agar masyarakat dapat terlindung dari
penyakit, masyarakat harus mampu berperilaku sehat. Kemampuankemampuan
serta partisipasi masyarakat dalam memberantas
penyakit diharapkan dapat ditimbulkan oleh usaha-usaha kesehatan
masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu kesehatan
masyarakat menjadi sangat luas, mencakup segala aspek, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi
perilaku masyarakat. Dapat dimengerti bahwa usaha kesehatan
masyarakat inipun membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti
ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan
lain-lainnya.
Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan
efisien, maka masyarakat perlu terorganisisr. Lewat organisasi
masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha
kesehatan secara efektif dan efisien. Hal ini mudah dimengerti,
karena kesehatan masyarakat itu populasinya adalah masyarakat
secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat
dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam
usaha dasar yang dikenal dalam ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai
“The Basic Six” atau enam usaha dasar. Usaha kesehatan
masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The Basic Six” juga
ditambah dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu. Konsep
“The Basic Six” menurut WHO (World Health Organization)
1. Pemeliharaan dokumen kesehatan
2. Pendidikan kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pemberantasan penyakit menular
5. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
6. Pelayanan medis dan perawatan kesehatan
Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya
kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:
1. Kesehatan keluarga
2. Perbaikan gizi
3. Pengamanan mkanan dan minuman
4. Kesehatan lingkungan
5. Kesehatan kerja
6. Kesehatan jiwa
7. Pemberantasan penyakit
8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. Pengamanan zat aditif
12. Kesehatan sekolah
13. Kesehatan olah raga
14. Pengobatan tradisional
15. Kesehatan mata
16. Kesehatan olah raga
17. Kesehatan pekerja nonformal
18. Pembinaan pengobatan tradisional
19. Peningkatan upaya dana sehat masyarakat.
Kesemuanya ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan
kesehatan yang dihadapi. Misalnya, program untuk kesehatan
lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air bersih, limbah,
lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya. Penyuluhan akan
memerlukan penyuluh dan ke-ikut-sertaan tokoh masyarakat;
penanggulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga
ahli mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor, atau
tenaga ahli jalan, pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli
pertranian, pengatur lalu-lintas, dan pendidik pengguna jalan dan
kendaraan bermotor. Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi
dilakukan dengan usaha KIA, karena berbagai alas an, yang antara
lain:
• masyarakat peka terhadap kesehatan anak
• bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat
lainnya seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi,
kesehatan balita, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,
dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-usaha lainnya dapat
ikut berkembang bersama dengan usaha KIA.
Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma,
adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain,
yang tidak menunjangkesehatan. Kesehatan anak terutama sangat
dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya,
sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi
melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut.
Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan
sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk
mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan
optimal meliputi usaha-usaha:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengawasan
• Pengkoordinasian
• Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang
berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan
kelangsungan hidup manusia.
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan anggapan.
• bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia
selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan, dan
• bahwa perubahan dapat diinduksikan
Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi
apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke
dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden.
Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi.
Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota
masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya
sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau
keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah
keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang
menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif
inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini
sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan
masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup
kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus
yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat
harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada
masyarakat. Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari
sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan
bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat
terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat
air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun
jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu
dipelajari. Dengan demikian usaha kesehatan lingkunganpun perlu di
dukung oleh usaha pendidikan kesehatan.
Usaha laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang semua usaha
kesehatan. Di dalamnya termasuk laboratorium klinis yang didapatkan
di poliklinik ataupun rumah sakit, serta yang berdiri sendiri. Tujuan
utama laboratoriumkesehatan adalah untuk mencegah penyakit.
Usaha laboratorium sedemikian meliputi;
a. pembuatan vaksin dan serum
b. melakukan pemeriksaan material yang berbahaya bagi
masyarakat, misalnya drah, hewan terjangkit Rabies
c. pemeriksaan dan pemantauan udara, air, lumpur, dan
makanan
d. pemeriksaan dan pemantauan vektor penyakit(serangga
pembawa penyakit)
e. memberi pelayanan pengobatan pencegahan seperti
vaksinasi, observasi hewan terjangkit rabies. Dai uraian ini
jelas sudah hubungan dengan kesehatan lingkungan.
buat sesuatu yang kamu pahami betul...
BalasHapusjadi saat orang bertanya tentang postinganmu kamu dapat menjawab...
ok itu hanya awal dari postingan ini, okk
Hapus